12/29/2012

Cara Pendaftatan SNMPTN 2013

Belum tahu cara pendaftaran SNMPTN 2013, ini dia caranya, silakan klik link d bawah ini : Ujian Tulis Dihapus, Bagaimana Cara Daftar SNMPTN 2013?

Syarat Mengikuti SNMPTN 2013

Bagi teman-teman yang ada rencana mengikuti SNMPTN 2013, ini dia syarat-syaratnya. Silakan klik link di bawah ini :
Syarat Siswa yang Boleh Ikut SNMPTN 2013

Jadwal Pelaksanaan SNMPTN 2013

Buat teman - teman yang ada rencana melanjutkan kuliah perguruan tinggi negri .... ini dia jadwal pendaftarannya ...
Pendaftatan di mulai 17 Desember dan berakhir pada bulan Februari.
Baca selengkapnya disini Jadwal Pelaksanaan SNMPTN 2013

Thanks

8/04/2012

Contoh Kasus Amdal di Indonesia


CONTOH KASUS AMDAL DI INDONESIA
KASUS I


Pelaku usaha dan pemerintah daerah dinilai masih mengabaikan masalah lingkungan. Hal ini terlihat dari masih adanya kawasan industri di Semarang yang beroperasi tanpa terlebih dahulu memenuhi kewajiban studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Selain itu, sejumlah industri di Semarang juga masih banyak yang belum secara rutin, yaitu enam bulan sekali, menyampaikan laporan kepada Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Semarang. “Kalau sebuah kawasan industri sudah beroperasi sebelum melakukan studi Amdal, Bapedalda tidak bisa berbuat apa -apa.
Kami paling hanya bisa mengimbau, tapi tidak ada tindakan apa pun yang bisa kami lakukan. Terus terang, Bapedalda adalah instansi yang mandul,” kata Mohammad Wahyudin, Kepala Sub -Bidang Amdal, Bapedalda Semarang, Kamis (1/8), di Semarang. Wahyudin menceritakan, kawasan industri di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, misalnya, sejak beroperasi dua tahun lalu hingga saat ini belum mempunyai Amdal.
Padahal, menurut Wahyudin, salah satu syarat agar sebuah kawasan industri bisa beroperasi ialah dipenuhinya kewajiban melaksanakan studi Amdal. “Bapedalda berkali -kali menelpon pengelola kawasan industri tersebut, menanyakan kelengkapan dokumen Amdal mereka. Namun, sampai sekarang, jangankan memperoleh jawaban berupa kesiapan membuat studi Amdal, bertemu pemilik kawasan itu saja belum pernah,” ujarnya. Wahyudin menyayangkan sikap pihak berwenang yang tetap memberikan izin kepada suatu usaha industri atau kawasan industri untuk beroperasi walau belum menjalankan studi Amdal.
Menurut dia, hal ini merupakan bukti bahwa bukan saja pengusaha yang tidak peduli terhadap masalah lingkungan, melainkan juga pemerintah daerah. Sikap tidak peduli terhadap masalah lingkungan juga ditunjukkan sejumlah pemilik usaha industri ataupun kawasan industri dengan tidak menyampaikan laporan rutin enam bulan sekali kepada Bapedalda. Wahyudin mengatakan, kawasan industri di Terboyo, misalnya, tidak pernah menyampaikan laporan perkembangan usahanya, terutama yang diperkirakan berdampak pada lingkungan, kepada Bapedalda.
Hal serupa juga dilakukan pengelola lingkungan industri kecil (LIK) di Bugangan Baru. Keadaan tersebut, menurut Wahyudin, mengakibatkan Bapedalda tidak bisa mengetahui perkembangan di kedua kawasan industri tersebut. Padahal, perkembangan sebuah kawasan industry sangat perlu diketahui oleh Bapedalda agar instansi tersebut dapat memprediksi kemungkinan pencemaran yang bisa terjadi. Ia menambahkan, industri kecil, seperti industri mebel, sebenarnya berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Namun, selama ini, orang terlalu sering hanya menyoroti industry berskala besar.
(Kompas Agustus)



Pendapat saya :
-          Setelah saya membaca artikel diatas, baru saya tahu bahwa pelaksanaan studi Amdal di Indonesia masih diabaikan. Bukan saja para pengusaha yang mengabaikannya tetapi pemerintah daerah juga.
-          Kasus diatas merupakan salah satu pelanggaran Amdal yang seharusnya mendapat hukuman sesuai dengan UU dan PP tentang Lingkungan Hidup, tetapi tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah.
-          Menurut saya, pemerintah daerah harus lebih memperhatikan hal ini. Setiap perusahaan yang mau melaksanakan kegiatan proyek atau usahanya harus melakukan studi Amdal lewat Bapedalda dan pemkarsa Amdal.
-          Juga bagi para pemilik perusahaan yang mau melaksanakan kegiatan proyek harus sadar akan pentingnya AMDAL, agar kegiatan tidak mengganggu lingkungan sekitar.
-          Masyarakat sekitar perusahaan juga harus berupaya untuk turut ikut serta dalam kegiatan Amdal yang dilakukan, karena ini akan menjamin keselamatan dan terpeliharanya lingkungan sekitar itu.
KASUS II
Sebanyak 575 dari 719 perusahaan modal asing (PMA) dan perusahaan modal dalam negeri (PMDN) di Pulau Batam tak mengantungi analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) seperti yang digariskan. Dari 274 industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), hanya 54 perusahaan yang melakukan pengelolaan pembuangan limbahnya secara baik. Sisanya membuang limbahnya ke laut lepas atau dialirkan ke sejumlah danau penghasil air bersih. “Tragisnya, jumlah limbah B3 yang dihasilkan oleh 274 perusahaan industri di Pulau Batam yang mencapai tiga juta ton per tahun selama ini tak terkontrol.
Salah satu industry berat dan terbesar di Pulau Batam penghasil limbah B3 yang tak punya pengolahan limbah adalah McDermot,” ungkap Kepala Bagian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Kota Batam Zulfakkar di Batam, Senin (17/3). Menurut Zulfakkar, dari 24 kawasan industri, hanya empat yang memiliki Amdal dan hanya satu yang memiliki unit pengolahan limbah (UPL) secara terpadu, yaitu kawasan industri Muka Kuning, Batamindo Investment Cakrwala (BIC). Selain BIC, yang memiliki Amdal adalah Panbil Idustrial Estate, Semblong Citra Nusa, dan Kawasan Industri Kabil. “Semua terjadi karena pembangunan di Pulau Batam yang dikelola Otorita Batam (OB) selama 32 tahun, tak pernah mempertimbangkan aspek lingkungan dan social kemasyarakatan. Seolah-olah, investasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi tujuan segalanya.
Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), maka pengelolaan sebuah kawasan industri tanpa mengindahkan aspek lingkungan, jelas melanggar hukum. “Semenjak Pemerintah Kota (Pemkot) Batam dan Bapedalda terbentuk tahun 2000, barulah diketahui bahwa Pulau Batam yang kita bangga-banggakan itu, kondisi lingkungan dan alamnya sudah rusak parah.
(Kompas, Maret)

Pendapat saya :
1.      Sama dengan kasus yang pertama, yakni masalah perusahaan yang tidak memilik studi Amdal. Padahal industri –industri ini merupakan industri penghasil limbah B3 yang sangat berbahaya bagi lingkungan, tumbuhan dan hewan, terlebih manusia.
2.      Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri penghasil limbah B3, harus memiliki AMDAL. Studi Amdal akan menjamin keselamatan lingkungan sekitar.
3.      Perusahaan yang tidak memilik studi Amdal harus mendapat sanksi karena memang jelas itu melanggar hukum.
4.      Pemerintah harus bertindak tegas dalam hal ini. Jangan hanya karena faktor ekonomi, AMDAL diabaikan begitu saja.
5.      Bayangkan perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan sampah lebih dari 1 ton per hari. Apa itu sudah memenuhi kelayakan lingkungan jika tidak dilakukan pengolahan limbah atau sampah tersebut.
6.      Bayangkan jika sebagian besar perusahaan membuang limbahnya kedalam sungai atau laut, itu akan merusak dan mencemari tanah dan air. Terus akan berakibat bagi kehidupan manusia. Sekarang memang tidak begitu terasa tetapi pada masa yang akan datang baru kita tahu akibat yang akan ditimbulkannya.
7.      Nah, perusahaan dan industri didirikan dan beroperasi jangan hanya karena faktor ekonomi saja. Ketika melakukan sebuah kegiatan industri, perhatikanlah juga lingkungan sekitar yang akan menjadi bagian dari kegiatan tersebut. Dan itu bisa di tentukan dengan mengurus dan mempunyai studi AMDAL.

Contoh Naskah Drama Tentang Lingkungan


MASYARAKAT YANG TIDAK SADAR AKAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Sampah dimana-mana, air tergenang disana-sini, dan selokan tersumbat. Itulah yang sering kita lihat sekarang ini, seiring dengan perkembangan zaman dan masa.
Masyarakat kini tidak lagi sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan. Ada banyak orang membuang sampah setiap hari sampai bertumpuk dan bahkan sudah menjadi gunung sampah.
Limbah rumah tangga, industri dan kegiatan lain yang dilakukan manusia dibuang begitu juga saja kedalam selokan ataupun sungai. Mereka tidak tahu akibat yang akan timbul setelah itu.
Pada drama ini, kami akan mengangkat tema Lingkungan.

BABAK I
Di sore hari  yang masih terik, Efendy, Gusman dan Herta sedang jalan-jalan dan berhenti diatas jembatan sungai Moawo.
Fendy                         : (Sambil berhenti dan memandang kearah sungai yang penuh dengan sampah
                                    Eh .... Gusman. Coba lihat sungai ini lah. . . .
Gusman                      : Ia kenapa ? (Sambil menoleh ke arah yang diperhatikan si Fendy)
Fendy                         : Lihatlah, banyak sekali sampah bertumpuk disungai ini. (Sambil menunjuk kearah tumpukan sampah).
Herta                          : Ia ya. . . Kenapa bisa begitu ya . . . ? (Sambil melihat tumpukan sampah terus menggelengkan kepalanya).
Fendy                         : Itu karena masyarakat sekitar sini itu terus membuang sampah ke dalam sungai ini. (Sambil memandang kearah Herta)
Gusman                      : (Berbalik ke arah jalan) Ia . .ya. .  Kenapa masyarakat begitu tidak sadar akan kebersihan lingkungan ya . . . ? (memandang kearah Herta)
Herta                          : Yah, aku juga tak tahu mengapa bisa begitu. (Sambil berbalik ke arah jalan)
Fendy                         : (Seakan seperti menjelaskan). Itu semua perlu partisipasi dari seluruh kalangan masyarakat untuk sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan dan juga perlu peranan pemerintah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Gusman                      : (Menyambung perkataan si Fendy). Dengan begitu tercipta lingkungan yang bersih, indah dan sejuk.
Herta                          : Eh . . ngomong-ngomong udah malam. Pulang yukk !!!
Fendy & Gusman      : Ayo. . .(berjalan pulang mengajak Herta)
Mereka bertiga pulang ke rumah karena senja juga sudah mulai gelap.



BABAK II
Ivan dan Waldiman duduk berbarengan dan sejajar dikursi di depan Rental & Fotocopy di simpang Moawo. Mereka sedang menunggu angkot.
Ivan                            : Eh . . Wal, kamu udah dapat nggak artikel lingkungan itu ? (Sambil menepuk punggung kawannya itu)
Waldiman                  : (Kaget sebentar). Masih belum. Aku aja baru mau mencarinya di warnet (Memandang kearah Ivan).
Ivan                            : Oh gitu ya. Berarti tujuan kita sama donk.
Tiba-tiba Valent datang dari arah depan dan menyapa kedua temannya itu.
Valent                         : (Sambil memberi senyum dan menyapa). Hy . . . .Lagi ngapain kalian disini?
Waldiman & Ivan      : Lagi nunggu angkot, mau ke warnet. (Menjawab secara bersamaan dan melihat kearah Valent)
Ivan                            : (Menggeser seakan memberi tempat duduk buat si Valent)                  Silakan duduk Valent, kamu mau kemana ? Wal. . . geser sini sikit donk beri dia tempat duduk !!! (Mumukul pelan paha si Waldiman).
Valent                         : Oh ia . . .Terimakasih ya . .
Ivan                            : Eh . .Wal, kamu kan mau nyari artikel tentang lingkungan tu. Kamu foto aja ini parit, lalu kamu print dan kasih pendapatmu!! (Memberi saran kepada Waldiman)
Waldiman                  : Oh, ia juga ya. Bisa-bisa (Sambil mengeluarkan handphonenya lalu memotret parit yang memang tergenang dan penuh sampah itu ?
Valent                         : Eh, kalian berdua pikir dulu, kenapa parit ini bisa tergenang dan penuh dengan sampah kayak gini ?
Ivan                            : Meneketehe, masyarakatnya kali yang ga sadar. (Sambil  memandang kearah jalan)
Waldiman                  : Termasuk kamukan, Van. Sampahmu tadi kamu buang disitu juga kan... (Sambil tertawa kecil)
Valent                         : Masyarakat tak ada sadar-sadarnya juga ya. Apa mereka tidak tahu ini akan menimbulkan penyakit (Sambil menggelengkan kepalanya).
Ivan                            : Ia juga sich, ini kan akan menimbulkan penyakit, khusunya malaria dan membuat udara tercemar. (Memandang kearah Valent dan Waldiman)
Valent                         : Coba perhatikanlah sekitar sini. Masyarakat membuang limah industri rumah tangganya diparit. (Sambil melihat sekeliling)
Waldiman                  : (Menyambung perkataan si Valent). Kantin sekitar sini membuang sampahnya juga diparit ini. Bagaimana tidak tersumbat ?
Ivan                            : Disinilah sebenarnya diperlukan peranan pemerintah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Valent                         : Tapi tidak terlepas juga kan dari kesadaran tiap insan masyarakatnya, kan?
Waldiman                  : Ya, kalian berdua benar. Menurut kamu Van, bagaimana cara pemerintah berperan dalam hal ini?
Ivan                            : Ya,  lewat sosialisasi  dan media massa. Misalnya memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya septitank dirumah, atau memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk membuang sampah ditempatnya dengan memisahkan  yang organik dan anorganik.
Valent                         : (Menyambung perkataan si Ivan). Setelah semua itu terlaksana maka aku yakin, lingkungan akan jadi bersih dan sehat.
Waldiman                  : Baiklah kalau begitu.
Valent                         : Eh itu angkot datang. (Sambil menunjuk angkot yang baru datang). Kalian mau berangkat bareng aku nggak ?
Ivan & Waldiman      : Dengan terpaksa, daripada disini terus sampai malam. (Tertawa kecil dan sambil bercanda).



BABAK III                
Pagi hari pada waktu istrahat pertama. Ivan, Fendy dan Waldiman sedang duduk diteras kelas. Seperti biasa mereka sedang cerita tentang siapa yang akan bertanding malam ini. Mereka saling memuji klub favorite masing-masing. Ivan yang tadi baru dari kantin membeli permen, membagi-bagikan sama kedua temannya itu.
Fendy membuang bungkusan permennya sembarangan (bukan di tempat sampah).
Waldiman                  : jangan buang sampahmu disitulah kawan, buanglah ditempat sampah (memandang kearah Fendy sambil menunjuk ke arah tempat sampah).
Fendy                         : Ialah (sambil mengambil sampahnya tadi dan membuangnya ditempat sampah).
Waldiman                  : Kau juga, Van ! Sampahmu itu buang di tempat sampah. (Menyuruh si Ivan).
Ivan                            : Mana.  Siapa yang membuang sampah sembarangan. Aku tidak membuang sampah kok, aku hanya menaruh sampah aja. Apa itu salah ?
Fendy                         : Sama aja kali. Membuang dan menaruh sama aja, yang penting kan bukan di tempat sampah kau taruh. (Tertawa kecil)
Valent dan Herta yang sejak tadi memperhatikan mereka datang untuk bergabung.
Valent                         : Kalian ngomongin masalah sampah ya. (Sambil memandang kearah mereka seakan memastikan yang dibilangnya itu benar).
Fendy & Waldiman   : Iya nih, kami lagi ngomongin masalah sampah.
Ivan                            : Sampah kok dipikirin (Berlagak serius tapi sebenarnya bercanda)
Herta                          : Jangan salah Van, sampah itu mesti harus dipikirin oleh seluruh lapisan masyarakat. (Memandang kearah Ivan yang sedang membuka permen keduanya).
Ivan                            : Ahh masa. . . (Mencandai si Herta)
Valent                         : Iya Ivan, sampah itu tanggungjawab kita bersama. Kamu masih ingat tidak waktu kita ngomongin masalah parit yang tergenang akibat sampah yang tertumpuk kemarin di simpang ?
Ivan                            : Iya masih . . (mengangguk-anggukkan kepalanya)
Herta                          : Iya, kami juga kemarin sempat ngomongin sampah yang bertumpuk di muara sungai Moawo ?
Fendy                         : Masalah yang sama ya. Tapi kenapa masyarakat tidak sadar-sadar juga ya . .
Waldiman                  : di situlah kita sebagai orang yang telah berpendidikan berperan!
Ivan                            : Maksudnya kau apa ? Ha . .
Waldiman                  : Kita semua kan sudah tahu sampah itu berakibat fatal bagi lingkungan...
Herta                          : Nah, kita sebagai siswa yang telah berpendidikan harus ambil bagian.
Ivan                            : Dalam hal apa ?
Waldiman                  : Ya, lewat sosialisasi ataupun bakti sosial.
Fendy                         : Benar itu, jangan kita tunggu- tunggu pemerintah. (Menyela pembicaraan).
Herta                          : Kamu kan Ketua Pramuka di sekolah kita ?
Valent                         : Iya tu, Van. Kamu kan Ketua Pramuka di sekolah kita, aku aja hampir lupa . . dan Gusman termasuk koordinatornya.
Waldiman                  : Benar itu. Mana si Gusman ? (Memandang sekeliling)
Fendy                         : Gusmaan .........Hu .....Gusman (Sambil berteriak)
Gusman                      : Iya (Menghentikan pekerjaannya yang sedang OL)
Fendy                         : Sini bentar dulu (Sambil memanggil dengan isyarat tangan )
Gusman                      : (Sambil berlari dari dalam kelas) Iya . . Kenapa ..?
Waldiman                  : Gak ada apa-apa, duduk dulu. (Menyuruh sambil menggeser sedikit seakan memberi tempat buat Gusman).
Ivan                            : Kembali ke yang tadi. Apa hubungannya aku Ketua Pramuka di sekolah dengan sampah yang disana. (Mengembalikan alur cerita)
Herta                          : Begini lo Van. Kamu programkan Bakti Sosial dan sosialisasi kebersihan lingkungan dilaksanakana oleh Pramuka ?
Ivan                            : Terus ? (agak penasaran)
Herta                          : Nanti bakti sosial itu diikuti oleh seluruh siswa disini.
Ivan                            : Jadi maksudmu, kita semua turun untuk membersihkan lingkungan diluar sekolah dan termasuk sungai itu. (Berlagak heran)
Valent                         : Yaialah Van.
Ivan                            : Ok lah, akan saya programkan dalam waktu dekat
Herta                          : Nah, itu baru Ivan namanya. .
Ivan                            : Asal ia ajalah. Ini nanti si Gusman yang membantu mengkoordinir. (Menepuk bahu Gusman).
Valent                         : Oklah, mudah-mudahan bisa terwujud dalam waktu dekat.
Waldiman                  : Masuk kelas yukk, udah bell.
Valent & Herta          : Yukk (Sambil berdiri dan masuk kelas)
Fendy                         : Ayo (Sambil berdiri dan berjalan memasuki kelas)
Mereka semua masuk kelas dan bersiap melanjutkan pelajaran berikutnya.

Dua minggu kemudian, tepatnya hari Jumat dilaksanakan Bakti Sosial untuk membersihkan lingkungan di luar sekolah (termasuk selokan dan sungai Moawo). Dan juga beberapa siswa terpilih untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk sadar akan pentinya kebersihan lingkungan. Bahwa dengan terciptanya lingkungan yang bersih maka akan tercipta lingkungan yang sehat dan sejuk.
Mudah – mudahan setelah dilaksanakannya program ini, maka masyarakat jadi sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan sehingga tercipta lingkungan yang sehat. Khususnya di lingkungan SMK Negeri 1 Gunungsitoli dan terlebih lingkungan desa Moawo pada umumnya.


Disusun Oleh : Kelompok VI

Pemeran :
Irvansyus Lawolo                             sebagai                       Ivan
Waldimansyah Bate’e                       sebagai                       Waldiman
Gusman Jaya Telaumbanua sebagai                       Gusman
Efendy Zendrato                               sebagai                       Fendy
Valentina Telaumbanua                   sebagai                       Valent
Bestina Hertamina Ziliwu                 sebagai                       Herta

8/01/2012

Informasi Pendaftaran di Univerisitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara

Universitas Katoli Santo Thomas Sumatera Utara telah membuka pendaftaran mahasiswa dan transfer T.A. 2012/2013. Berikut Brosur pendaftarannya ;







Thanks ....

7/29/2012

Daftar Marga Nias

Amazihönö.
Baeha
Baene
Bate'e
Bawamenewi
Bawaniwa'ö
Bawö
Bali
Bohalima
Bu'ulölö
Buaya
Bunawölö
Bulu'aro
Bago
Bawaulu
Bidaya
Dakhi
Daeli
Daya
Dawolo
Dohare
Dohöna
Duha
Duho
Fau
Farasi
Finowa'a
Fakho
Fa'ana
Famaugu
Fanaetu
Gaho
Garamba
Gea
Ge'e
Giawa
Gowasa
Gulö
Ganumba
Gaurifa
Gohae
Gori
Gari
Halawa
Harefa
Haria
Harita
Hia
Hondrö
Hulu
Humendru
Hura
Hoya
Harimao
Lafau
Lahagu
Lahömi
Laia
Luaha
Laoli
Laowö
Larosa
Lase
Lawölö
Lo'i
Lömbu
Lamölö
Lature
Luahambowo
Lazira
Lawelu
Laweni
Lasara
Laeru
Löndu go'o
Lase
Larosa
Maduwu
Manaö
Maru'ao
Maruhawa
Marulafau
Mendröfa
Maruabaya
Möhö
Marundruri
Mölö
Nazara
Ndraha
Ndruru
Nehe
Nakhe
Nadoya
Nduru
Sadawa
Saoiagö
Sarumaha
Sihönö
Sihura
Sisökhi
Saota
Taföna'ö
Telaumbanua
Talunohi
Tajira
Wau
Wakho
Waoma
Waruwu
Wehalö
Warasi
Warae
Wohe
Zagötö
Zai
Zalukhu
Zamasi
Zamago
Zamili
Zandroto
Zebua
Zega
Zendratö
Zidomi
Ziliwu
Ziraluo
Zörömi
Zalögö
Zamago
Zamauze